Selasa, 28 Februari 2017

Cerita Diantara Cinta

Cerita Diantara Cinta

Tetesan embun pagi jatuh perlahan menyapa dedaunan, aku bangun perlahan menyambut asa dipagi hari ini, indahnya sang mentari bersinar, kusambut hari ini dengan doa dan senyuman tulus dari bibirku untuk mengawali hari ini. Hari yang indah, hari yang penuh cinta, seakan penuh dengan warna, warna kebahagiaan.

1 hari, 1 minggu, 1 bulan tepatnya hari ini aku menjalani kisah cinta bersamanya, semua masih terasa indah, indah sekali.

“ Bisa yah kita jadian ?”
“ Iya, ko bisa ya , kamu siapa sih, bisa ya nyuri hati aku ?”
“ Nouval gituh loh”
“ Ikh dasar”
“ Mungkin kita uda ditakdirkan untuk saling       mengenal, saling berteman, hingga  saling menyayangi, jadi deh aku+kamu = satu “.

Aku tertawa dia tertawa, Nouval itu laki-laki yang sangat sederhana, dia suka bercanda, dia baik dan perhatian dan yang terpaling penting dia setia dan mampu membuat aku selalu bahagia, bahagia bisa menjadi miliknya.

“ Kamu tau ga, aku kira aku ga akan jatuh cinta lagi”.
“ Kenapa ?”
“ Masa lalu itu membuat aku benci laki-laki, tapi......”
“ Tapi sekarang sadar bahwa ga semua laki-laki itu jahat ? “
“ Aku ga bilang bahwa laki-laki itu jahat “
“ Lalu ?”
“ Aku fikir sepertinya laki-laki mudah sekali menyakiti hati wanita, dan aku kira    ucapannya hanya buaya”
“ Namun ternyata ?”
“ Aku salah menilainya “

Dalam keheningan aku tatap sinar sang surya, lalu aku tersenyum.

“ Suka Matahari ?” Katanya seraya menatap wajahku.
       “ Tentu, tanpa matahari ga akan pernah ada kehidupan, tanpa matahari ga akan ada yang menyinari dunia ini, dan ga akan ada yang menerangi dunia ini”.
Kataku seraya menatap matahari.
“ Semoga aku juga bisa menjadi matahari seperti yang kamu inginkan, yang menyinari dan menerangi dalam kehidupanmu”. Ujar Nouval seraya tersenyum.
“ Aku tau itu Cuma gombalan kamu aja”
“ Aku tau kamu pasti akan mengatakan seperti itu”.

Tersenyum senang saat melihatnya, merindu saat tak melihatnya, terkesipu malu saat berada didekatnya, cinta, apakah cinta memang begitu.

“ Masih seneng nulis puisi ya ?”
Dengan sigap aku langsung menutup buku diary kecilku, dan mengambil tas agar bergegas pulang.
“ Aduh Vey tunggu aku dong!”.
“ Hati wanita mana yang tidak sakit bila melihat sahabat deketnya jalan sama cowoknya ?”
“ Aku tau aku salah Vey, aku minta maaf”
“ Baiknya kalau kamu suka kamu bilang, aku bisa mundur dan putusin Riko buat kamu, ya jangan dibelakang dong!”.

Tanpa meminta jawaban dari Vira temanku, aku langsung bergegas lekas meninggalkannya.

“  Heyy... ( Nouval menyapaku )”
“  Maaf ya, uda dari tadi nunggu aku?”
“  Ga ko barusan aku juga, ada apa mukanya asem bener, ada masalah?”
“  Aku engga apa-apa ko”.

Dari jauh sana nampaknya Audi sahabatku memanggilku.

“  Vey...”.

Namun aku hanya melambaikan tanganku, fikirku mungkin dia mau bahas masalah aku dan Vira.

“ Ada Audi, mau pulang bareng sama aku apa Audi ?” Ujar Nouval.
“ Sama kamulah sayang, kan aku punya janji mau nemenin kamu nyari buku”.
“ Baiklah, apa kamu ga mau bertemu dengan Audi dulu ?”

Aku hanya diam, dengan berjalan penuh rasa malas aku menghampiri Audi

“ Ada apa ?”
“ Neng, apa kamu teh sebaiknya selesaiin dulu atuh permasalahan kamu sama Vira, kita itu teh sahabat, aku teh pengen seperti dulu. Aku, kamu, Vira, selalu bersama sampe dibilang satu paket, tapi sekarang kenapa atuh kamu masih ngejauh dari Vira, neh ya yang aku tau neng itu dewasa, pan sekarang teh uda kelas tiga, uda punya adik dua, masa sikafnya berubah kawas budak leutik kitu atuh, kalau kamu mau nyalahin tuh salahin aja Rikonya, dia yang ga tau diri siapa kamu siapa Vira ?”

“ Audi aku..........”

Tanpa melanjutkan pembicaraan apa yang mau aku bicarakan, gadis asli sunda ini langsung memotong pembicaraan aku, lalu lanjut nyeramahin.

“Neng, bukannya Neng itu uda punya Nouval yang lebih baik dari Riko, lihat tuh Nouval. Eleuh-eleuh mani ganteng kitu kawas David Bechkam gening nya, tapi Neng kenapa masih marah sama Vira ?”

“ Audi aku...........”
“ Uda neng uda, kasian Vira dia nangis terus, harus gimana seperti apa dia minta maaf ke neng, cinta itu buta, cinta  itu misterius, ga akan pernah bisa ditebak, ga bisa diraba, ga bisa dikira, cinta itu ga bisa direncanakan kapan kita akan jatuh cinta, dengan siapa kita akan jatuh cinta, kadang juga ga memahami, cinta juga kadang datang semaunya sendiri, tanpa melihat dia siapa, neng persahabatan itu lebih berharga dari segalanya, jangan karna cinta semuanya bisa rusak”.

“ Aku salah ya Au ?”
“ Neng ga salah, tapi ego eneng yang salah. Ayu neng samperin Vira, kasian dia lagi nangis”.
“ Dimana Vira sekarang ?”
“ Dikelas”.

Dengan bergegas aku langsung lari menelusuri kelas demi kelas untuk menemui Vira sahabatku.

“ Vira ?”
“ Vey ?”
“ Kamu nangis, kenapa nangis sih ?”
“ Demi kamu, demi persahabatan kita, aku rela mutusin Riko, aku minta maaf Vey, aku janji aku rela ngelakuin apapun demi kamu, demi persahabatan kita”.

“ Ya ampun Vira, kamu itu sahabat aku, sebenarnya tanpa kamu minta maaf pun aku uda maafin kamu, aku ngelakuin seperti ini, ngejauh seperti ini semata-mata aku hanya ingin mengetahui seberapa ngerasa bersalahnya kamu sih, dan aku ga suka ada bohong-bohongan seperti yang kemarin kamu lakukan, kamu tau Vir kejujuran itu lebih bermakna dari segalanya. Aku tau Vir hati dan perasaan manusia ketika jatuh cinta itu luar biasa dan aku memahami itu, aku cuma mau kamu jujur, kedepannya jangan diulangi ya, demi persahabatan kita”.

“ Jadi kamu mau maafin aku kan?”
“ Enggak “.
“ Ko enggak?”
“ Iya aku uda maafin kamu, tapi kamu jangan bohongin tuh perasaan kamu, kalo kamu tuh sayang sama Riko, jadi samperin dia sekarang, tadi aku liat dia diparkiran, kamu jangan ngerasa ga enak sama aku, karna apa, karna sekarang aku uda punya Nouval sayang”.

Aku tertawa, Vira dan Audipun tertawa, beginilah sebuah persahabatan kadang kesetiaan kita diuji seberapa sejatinyakah persahabatan yang kita bangun itu, aku seneng kini Vira telah menyadari itu, persahabatan kami penuh warna canda dan tawa, Dalam hening aku, Vira dan Audi saling berpelukan sambil bilang “SATU PAKET”. Mereka unik.

Audi, dia berkacamata dan si kutu buku, dan dia asli orang sunda, kalo ngomong pasti banyak kata “teh dan atuh”, dia lucu, baik dan gokil deh.

Vira, konon sih cita-citanya kepengen jadi desainer baju, gimana mau jadi desainer dia aja ga bisa ngejait, zzzzzz......, Vira modis deh penampilannya, style banget gituh, baik dan ga bawel, nurut aja dia ma, hehe..

Kalau aku, mereka sih banyak jeleknya nilai aku, aku tukang tidur lah, aku malas lah, aku ini itu bla, bla, bla, dan mereka itu sering bilang katanya Vey itu orangnya sederhana dan apa adanya, awalnya sih fine fine aja dibilang sederhana dan apa adanya aku jadi senyum-senyum sendiri gituh, taunya lain maksud, katanya Vey itu sederhana dan apa adanya, saking sederhana dan apa adanya, kaos kaki aja kaga pernah dicuci, yang ada-ada aja yang dia pake, seketemunya aja, biarin kesannya jorok juga Vey ma percaya diri aja. Itu kadang si Vira atau Audi suka bilang, padahalkan iya, haha..tapi itu dulu, sekarang lebih parah, zzzzzzzzz-_- enggak-enggak sekarang aku uda bersih rajin ko, ga apa adanya lagi, ckckckck...pokonya mah hari ini aku seneng, karna persahabatan kita ini baik lagi, Vira juga uda balikan sama Riko, dan aku juga seneng saat ini ada Nouval yang baik, Nouval yang caem, cute, dan apalah itu, hahaha iya...iya...iya... pokonya sekarang aku uda merasa lengkap.

“ Vey sama Nouval, Vira sama Riko, nah akunya teh sama siapa atuh ?”
“ Audi sama aa Encep aja atuh, apanan kita teh sama-sama orang sunda, cocok lah”.
( Tukas Pa Encep Cleaning service sekolah )

Hahahaha kami tertawa melihat Audi dan pa Encep silih meledek dan kejar-kejaran.
Endingnya kami bahagia, pesannya “ guys, sahabat adalah segalanya, mencari teman itu mudah guys tapi untuk dijadikan sahabat sejati itu yang sulit, bila kalian telah memiliki sahabat sejati, pertahankan guys, dan janganlah karna cinta persahabatan jadi ancur, semoga kita semua senantiasa menjadi orang yang bermakna besar untuk teman-teman dan sahabat-sahabat kita.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar