Namanya Sukarjo
Pagi
ini langit begituh cerah, mentaripun begituh indah menyinari dunia, seakan aku
tak ingin meninggalkan mentari yang bersahabat untuk hari minggu ini, dan aku
bergegas bangun dari tempat tidurku dan berhenjak cuci muka lalu bersiap-siap
untuk menikmati pagi ini dengan bersepedah.
“ Mah aku
berangkat” Sapaku seraya menggoes sepedah.
Sepanjang
perjalanan aku menikmati segarnya cuaca pagi didesaku, tiba-tiba...
Prrrraaaaaaakkkkkkkk....
Seseorang
telah menabraku dari belakang, dia memakai sepedah yang berukuran lebih besar
dari sepedahku.
“
Woy liat-liat dong, kalo nggak bisa naik sepedah
mending gak usah bersepedah sekalian”. Ucapku
bersuara tinggi.
Dia mendekat
kearahku seraya menolong dan mengatakan kata maaf.
“Sorry
tadi seketika aku melepas kacamataku” Ucapnya.
“ Oh ya uda
enggak apa-apa”. Jawabku datar seraya melanjutkan perjalanan.
Sebersit senyuman dihari senin
“Good
beautiful morning..!
I feel a fabulous day coming on” Ucapku
seraya tersenyum didepan cermin.
“
Mah aku berangkat”
Dan tentunya
anak yang baik selalu berpamitan kepada orangtua seraya mencium tangannya
sebelum berangkat sekolah.
“
Hati-hati, sekarang kamu bawa uang banyak untuk bayar SPP sekolah” Ucapnya.
“ Siap mah...”
Ucapku seraya tersenyum.
Setiap
hari senin tiba, aku memang berangkat lebih awal dari pada hari-hari biasanya,
karna aku nggak mau satu kalipun bolos upacara karna kesiangan.
Seperti hari
biasanya, pulang dan berangkat sekolah aku menggunakan angkutan umum, bagiku
ini menyenangkan, dimana aku bisa saling bersapa dengan penumpang lainnya,
setiap paginya aku selalu mendapatkan pelajaran yang berharga, dari mulai
melihat seorang bapak yang bangun pagi bekerja keras untuk keluargannya,
seorang ibu yang pagi-pagi harus kepasar, pengamen, semangatnya seorang
pedagang asongan, dan orang-orang yang berlalu lalang lainnya.
“ Permisi geser
sedikit” Ucap seorang laki-laki padaku.
Aku menggesernya,
dan duduk dekat dengan jendela, aku menyenderkan kepalaku, sesekali kubuka buku
untuk menghilangkan kepenatan.
“Awwww.
. .” Desusku merasa sakit.
“ Maaf “ Ujar
laki-laki tersebut.
Aku menengok
kearahnya.
“ Kamu
lagi....?” Ucapku.
Dia tersenyum.
“
Uda dua kali ini kamu bikin tingkah terus sama aku”. Ujarku seraya memalingkan
wajah.
“
Akk.......” Ujarnya seraya mencoba berbicara.
“ Uda nggak usa
ngomong, nggak apa-apa”. Jawabku getus.
Beberapa menit
kemudian, aku turun dari angkutan umum tersebut karna telah sampai disekolahan
tercinta.
“
Fellin...Fellin....” Ujar sahabat karibku memanggilku.
“
Heyyy......” Aku tersenyum.
“
Bukunya nggak dimasukin ditas?” Ujarnya.
“
Oh tadi aku habis baca didalem mobil, biasa biar nggak terasa jenuh, hehe”.
Ucapku.
“
Dasar kutu buku”. Ucapnya seraya meledek.
“
Tadi aku ketemu cowok berkacamata, nyebelin uda dua kali dia bikin BT,
kayanya dia tuh seusiaan aku gituh”. Ujarku.
“ Pasti kamu
jutekin, kebiasaan buruk emang jutek sama cowok”.
Dia berlalu
meninggalkanku, akupun mengecek kembali uang bayaran yang kuselipkan kedalam
buku yang aku baca tersebut. Tiba-tiba.......
“
Naumi.....” Ucapku cemas.
“
Ada apa, ayok cepetan!” Ucapnya seraya membalikan badan.
“
Aku rasa uangku hilang”
“ Coba dicek
lagi” Ujarnya.
Aku dan Naumi
mengecek seluruh isi yang ada didalam tas ku serta saku baju dan rok ku.
“
Naumi hilang” Ucapku cemas.
“
kok bisa hilang, apa ketinggalan dirumah? Ucap Naumi menenangkan.
“
Tidak Naumi tadi aku yakin benar sudah aku simpan didalam buku ekonomi ini.
Apa jangan-jangan jatuh didalam mobil, haahh
ceroboh sekali aku”.
“
Berapa jumlahnya?”
“ Dua bulan SPP
ku”. Ucapku lemas.
Tiba-tiba.....
“
Hey-hey.....”
Suara seorang
pria mendekatiku, pria berkacamata tersebut.
“
Ini buku bayaran SPP milik mu bukan?
tadi aku temukan dibawah kursi yang kamu
duduki tersebut, namamu Fellinia
putri? Coba dicek isi uangnya.
Aku mengecek isi
uang tesebut,
“
Bener “ Ucapku datar.
“
Kamu sekolah di SMA Wijaya?” Naumi bertanya.
“
Iya “ Jawab laki-laki berkacamata tersebut.
“
Wah SMA favorit dong, tapi kan masih jauh dari sini, kamu tidak takut
kesiangan?”
“ Tidak, aku
masuk pukul 07.30”.
Teeettttttt.........teeeetttttttttt.....teeetttttt.....
“ Naumi bel
upacara berbunyi ayok cepat sebelum gerbang ditutup”.
Aku berlalu
meninggalkan sosok pria berkacamata itu tanpa mengucapkan kata terimakasih atau
senyuman sedikitpun. Beberapa jam
berlalu, pelajaran dihari senin pun berakhir. Aku bergegas pulang, kini aku
sudah berada didalam mobil, nampaknya seorang laki-laki duduk disamping kursiku.
Aku lirik kearahnya, dia....laki-laki yang tadi pagi mengembalikan uangku.
Rasanya ingin mengungkapkan kata namun rasanya tenggorokan ini begituh
mencengkam. Dia sama sekali tidak menyapaku, apa karna aku terlalu jutek
kepadanya, hingga pada akhirnya aku menyapanya.
“ Hay...” Aku
sedikit tersenyum.
Dia hanya
tesenyum membalas sapaanku, dia bertubuh tinggi, berkulit bersih, berkacamata
dan berlesung pipi saat ia tersenyum padaku.
“ Namaku
Fellinia, kamu boleh panggil aku Fellin”
Aku membranikan
diri berkenalan, ini adalah pertama kalinya.
“ Namaku
Sukarjo”
Kami
bersalaman.
Aku memalingkan
wajah dan tak kuasa menahan tawa.
“
Sukarjo???” Ucapku dalam hati.
“
Kamu kenapa ketawa, ada yang lucu ya?
Apa ada yang salah sama namaku?” Ujarnya.
“
Tidak, tidak, aku cuma sedikit heran aja, kamu orang jawa?”
“
Aku orang Padang ko”
“
Namanya....?
“
Apa kamu mau bilang nama aku kaya orang Jawa?”
“ Iya
begituhlah, tapi enggak masalah sih apalah arti dari sebuah nama, yang penting hatinya baik, iya kan?”
Dia tertawa,
tawanya begituh lucu dengan kedua lesung pipi yang indahnya, Sukarjo.
Sekian.
Cerpen ini di buat saat aku masih SMA, sayang aja kalo di buang. :D
Cerpen ini di buat saat aku masih SMA, sayang aja kalo di buang. :D