Dreaming
Suatu hari terjadi, hari begituh cerah
laksana embun yang membasahi daun, burung silih berganti saling menyapa,
mentari pagi begituh bersahaja, bersama matahari, hari akan dimulai. Terlihat
sosok seorang gadis yang berdiri seraya menatap matahari. Dia terlihat jauh
lebih dewasa, anggun, dan bersahaja. Dia seorang wanita karier, meski lima
tahun telah terlewati, senyuman, tatapan matanya, sikaf pemalunya yang
kadang-kadang muncul masih sama seperti dulu, dikala dia masih menjadi seorang
gadis remaja.
Sesekali dia duduk seraya melihat jam yang melingkar
dipergelangan tangan kirinya, hmmm dia masih gadis itu gadis yang selalu
mengenakan jam tangan warna pink, dia masih gadis itu, gadis yang berwajah manis,dia
masih gadis itu, gadis yang menyukai senja, dia masih gadis itu gadis yang sangat ceria, dia juga masih gadis itu, gadis
yang gemar menulis juga bercerita. Namun kegemarananya dalam menulis tidak
seperti dulu yang hanya dipendam begituh saja, cita-citanya,
ya.....cita-citanya, dia begituh sangat senang ketika mimpi dan cita-citanya
tercapai, dia benar-benar bisa menjadi seorang penulis, bahkan buku-buku dan
karyanya sudah ada ditoko-toko buku atau digramedia diseluruh Indonesia,
kecintaanya terhadap menulis, mimpi-mimpinya selama ini, perjuangannya selama
ini dan juga doa-doanya selama ini ternyata tidak sia-sia, diapun percaya akan
janji Tuhan bahwa ternyata “Sehabis hujan pasti akan ada pelangi” awalnya dia tidak percaya bahwa sehabis hujan pasti akan ada pelangi, namun ketika semua kejutan terindah itu datang,
dia masih seperti berada didalam mimpi, dia sangat tidak percaya dengan apa
yang dia dapatkan, dia sangat senang, bahkan air mata bahagia itu benar-benar
menetes, ternyata dia benar-benar percaya bahwa tidak semua kejutan yang datang
padanya itu hanya kejutan yang pilunya saja, buktinya yang manis bisa dia dapatkan.
Dan itulah buah dari penantian yang sabar, yang spesial dari dia, dia seorang yang bekerja keras, pantang menyerah dan selalu berusaha. Amanda Aprilia adalah nama lengkapnya, dia biasa di panggil Manda.
Awal mulanya Manda gemar sekali
memposting tulisannya disebuah media sosial, panjang cerita, ternyata tulisan
dan tulisannya dibaca salah satu jurnalis pencatat berita dalam sebuah koran harian,
dia sedang mencari penulis yang bersedia bekerja untuk mengirim naskahnya
kapanpun yang dia minta, gadis itu dengan sangat senang hati sangat bersedia,
meski dia adalah seorang wanita karier. Rezeki memang bisa datang kapanpun, tanpa di sangka tanpa di duga yang penting jangan pernah menyerah, dan tetap selalu berusaha dan berdoa, karena doa adalah senjata orang beriman, ternyata kekuatan doa bisa menembus segalanya, sungguh doa begitu ajaib bukan? jadi jangan pernah berhenti untuk terus meminta dan berdoa.
Malam hari Manda meluangkan
waktunya untuk menulis dan menulis, panjang cerita, tulisannya yang berawal
hanya dari koran harian, ada satu editor yang mencari-cari sosoknya, hingga dia ditawarkan untuk menulis novel, awal mulanya dia selalu berkata “Aku nggak bisa
nulis novel” namun editor tersebut percaya, bahwa kemampuan dalam dirinya dapat
di asah hingga tajam. Gadis itupun akhirnya membranikan diri untuk mencoba
menulis novel, tulisan yang lebih panjang isi ceritanya dari yang biasa iya
tulis.
Tulisan pertama sukses, editor menyukainya, dia sangat membantu gadis
itu, membantu bagaimana menulis yang baik hingga disukai banyak pembaca,
menjadikan setiap tulisan itu seakan hidup, menjadikan seakan pembaca berada
didalam cerita tersebut, dia diberi banyak pelajaran, motivasi dan sebagainya.
Dia masih serasa berada didalam mimpi, atau dia selalu berkata “Tuhan telah
mengirimkan malaikat baik untukku”, seperti itulah gadis itu. Dan sekarang
namanya sudah dikenal banyak orang, dia sangat bersyukur dan berbahagia.
Hari ini Manda sedang mengikuti pameran karya anak bangsa, Manda mengikuti acara pameran ini, dalam keramayan
banyak orang, ada satu laki-laki yang selalu dia perhatikan dari jauh, dia merasa bahwa
dia sangat kenal dengan laki-laki yang berada tak jauh yang berdiri di dekatnya,
sesekali dia memperhatikan pria yang berdiri beriringan dengannya, namun
seketika dia mengalihkan pandangan jikalau pria itu menengok kearah wanita
tersebut. Dari ujung kaki hingga ujung kepala lagi-lagi Manda memperhatikan
seorang pria yang berada disampingnya.
“Akhh sepertinya
aku kenal” Kata Manda yang bergumam dalam hati.
Jantungnya
seakan berdetak, dia tau siapa yang berdiri didekatnya itu, apakah pria itu
juga menyadari siapa wanita yang berdiri beriringan didekatnya tersebut. Dan
gadis itu perlahan melangkahkan kakinya, mencoba bersembunyi dibalik keramayan
orang, melihat laki-laki tersebut dari jauh.
“Ternyata benar itu kamu, sekarang kamu tumbuh begituh sangat tampan dan juga dewasa” Kata Manda seraya memperhatikan laki-laki tersebut.
Dia
memperhatikan laki-laki itu membawa kamera Nicon.
“Akhhh apa
aktivitasmu sekarang?” Rasanya gadis itu ingin menanyakan pertanyaan tersebut.
“Apa kau
baik-baik saja ketika beberapa tahun kita tidak bertemu dan lepas kontek?”
Katanya yang
penuh dengan tanya kembali.
“Aku sangat
merindukanmu”. Ucapnya kembali.
Dalam keramaian orang-orang, pria itu tiba-tiba menghilang, "Argghh pasti karena aku melamun terlalu lama, kemana dia?" Ujar Manda seraya mencari keberadaan laki-laki tersebut. Manda mencari-cari keberadaanya, dan dia
sangat senang ketika dia menemuinya kembali, dia mendengar perbincangannya
dengan seseorang.
“Akhhh benarkan
sekarang dia seorang fhotografer?”
Katanya yang
terucap seraya melihatnya dari jauh.
“Namanya Natan
sekarang seorang fhotografer, dia juga seorang wirausaha”.
Ujar seorang
wanita yang tiba-tiba berada dibelakang Manda.
"Eh".
"Kakak suka sama dia yah?"
"Tidak, tidak, sepertinya aku mengenal dia".
"Mungkinkah?"
"Tentu".
"Kalau begitu coba samperin, Nesia mau tahu".
Manda kebingungan, apa yang harus di lakukannya, Nesia membuat Manda salah tingkah, Nesia itu adik kelas Manda yang dengan setianya selalu menemani Manda kemanapun Manda pergi.
"Ko diam?" Ujar Nesia, "Takut?" Ujarnya kembali.
"Baiklah, baiklah, aku akan menyapa dia, ku tahu namanya, dia Natan".
"Ok silahkan".
Manda melangkahkan kaki, menuju laki-laki tersebut yang sedang berdiri seraya memegang kamera dan melihat-lihat pameran.
"Hay Natan".
Dia menoleh ke arah Manda sambil menunjukan wajah bingung namun dia tersenyum.
"Ya ampun, Manda?"
"Ya". Manda tersenyum seraya memegang tas erat-erat, di sisi lain ia melihat ke arah Nesia yang terus memperhatikannya. Nesia memberi kode lanjutkan.
“Senang bisa bertemu
denganmu kembali, gimana kabarnya?”
"Baik". Manda tertawa.
"Aku enggak nyangka bisa ketemu lagi, dan bisa ketemu di sini, ya Tuhan Manda, sungguh aku seneng banget". Ucap Natan seraya memegang pundak Manda.
Manda sedikit tersenyum, mereka berbicara banyak hal, dan Nesia masih memperhatikannya dari jauh. Natan adalah mantan Manda di masa-masa SMA, Natan adalah cinta pertama Manda, dan inspirasi pertama dia memulai menulis itu karena Natan, karena Natan Manda jadi memiliki segudang cerita.
"Selamat yah sudah bisa jadi penulis sekarang, aku jadi seneng dengernya".
"Makasih, kamu juga sudah menjadi fhotografer, hmm keren-keren".
"Bisa aja, Man senyum-senyum". Natan memotret Manda, tapi ekspresi Manda tidak sedang tersenyum, melainkan nampak sedang bengong, saat melihat hasilnya mereka tertawa bersama.
"Tapi tetap cantik". Kata Natan yang membuat Manda terkesipu malu.
"Ekheem". Seorang gadis mendekat ke arah Natan dan Manda.
"Eh Fi, ini mm kenalin dia Manda, Man kenalin ini Fia".
"Manda".
"Fia, tunangannya Natan". Mereka bersalaman.
Natan diam, seraya memandangi wajah Manda, Manda tersenyum sambil mengucapkan "Wah selamat" dan menepuk bahu Natan.
“Iya makasih....?” Ujar Fia.
Manda kembali menatap Nesia, Nesia tersenyum seakan penasaran.
"Oh yah kalau gitu sampai ketemu nanti, temenku uda nungguin, aku duluan yah". Ujar Manda seraya bersalaman dengan Natan dan Fia.
"Man tunggu, nanti sebentar lagi kita bakal nikah, kamu aku undang yah".
"Wah benarkah, aku pasti datang, aku tunggu undangan kalian".
Fia tersenyum seraya menggandeng tangan Natan, tapi tidak dengan Natan.
Hari yang cerah
seakan menjadi gelap, meski telah beberapa tahun tidak bertemu dan lepas
kontek, namun satu nama itu tidak pernah bisa Manda lupakan dalam hidupnya, satu
nama itu masih menjadi orang yang selalu dia rindukan. Ketika Tuhan
mempertemukan dia dengan cinta pertamanya itu kembali, terselip sesal atas
pertemuannya itu, dia lebih memilih tidak usah bertemu dengannnya kembali untuk
selamanya dari pada harus mendengar atas kenyataan bahwa Natan telah
menjadi milik orang lain, rasanya air mata ingin menetes dari matanya yang
sudah nampak berkaca-kaca.
"Manda tunggu" Fia menghampiri.
"Gw harap loe menghargai keberadaan gw, gw tahu kisah
cerita cinta loe dan Natan itu seperti apa di masa SMA, semua orang tahu hubungan loe dan Natan yang luar biasa dengan sejuta romantisme anak SMA, gw selalu takut jika loe dan Natan
bertemu kembali, gw takut Natan mengingat kembali, dan nyatanya ternyata kalian bertemu kembali, luar biasa, tapi gw enggak bakal ngebairinin itu terjadi, Natan ga bakal ketemu loe lagi habis ini, Natan ga bakal inget loe lagi, sebentar lagi gw mau nikah sama Natan, gw harap loe jauh-jauh dari Natan, dan segala tulisan loe di novel norak loe itu gw harap berhenti ceritain tentang Natan ”.
“Cuma mau ngomong itu, santai aja ko Fia, gw enggak bakal balik sama Natan, gw tahu diri ko, jadi loe gak perlu takut, tapi ngomong-ngmong makasih loh uda mau baca dan beli novel-novel gw, gw pamit".
Manda meninggalkan wanita yang berdiri didepannya tersebut, iya mulai membalikan
badan dan melangkahkan kaki.
“Natan, semoga
kau bahagia”
Ucap Manda seraya meneteskan air mata.
Tulisan tahun 2016 baru di post, di buang sayang :D
Selamat membaca~
Tulisan tahun 2016 baru di post, di buang sayang :D
Selamat membaca~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar