If you’re not the one
Then why does my soul feel glad today?
If you’re not the one
Then why does my hand fit yours this way?
If you’re not the mine
Would I have the strength to stand at all?
Dalam heningnya musim panas, gue asik dengerin lagunya Daniel Bedingfield yang berjudul If you’re not the one, dan lagu ini bener-bener bikin gue sedih banget, yah sedih, sedih karna gue nggak tau artinya. Ditengah-tengah kesedihan gue, tiba-tiba gue keingetan tentang sosok seekor sahabat, mmm maksud gue seorang sahabat yang bernama Rifa.
Ifa adalah nama panggilan siangnya, kalo nama panggilan malemnya Ifeh ( Just Kiding...! ).
Gue juga sekarang masih mikir kenapa gue sama Ifa bisa bersahabat dekat seperti ini, padahal pada mulanya kita adalah saling cuek, saling benci, saling ini dan saling itu. Namun dibalik semua itu, ternyata Tuhan merencanakan sesuatu buat gue, yang pada mulanya saling cuek sekarang bisa jadi dekat seperti ini.
Gue nggak tau pertemuan ini takdir buat gue atau bukan, yang jelas gue nggak pernah nyesel bisa mengenal Ifa, meskipun belum beberapa lama gue kenal Ifa, tapi gue serasa uda kenal lama sama dia. Awalnya gue termasuk sosok cewek yang dibenci oleh Ifa karna sikaf gue yang terlalu cuek sama orang dan Ifa telah menenilai gue sebagai seorang gadis yang sombong. Begitupula dengan gue yang udah menilai Ifa sebagai anak urakan yang nakal, yang nyebelin, yang suka ribut, yang suka makan orang, dan bla..bla..bla..
Ternyata setelah Tuhan mempertemukan kita, kita belajar mengenal satu sama lain, dan seharian itu gue mengenal Ifa serasa uda setahun, dari situh gue mikir ternyata Ifa tidak seburuk yang gue fikirkan, begituh pula dengan Ifa yang mencabut penilaian gue dari daftar cewek sombong disekolahnnya. Intinya gue sama Ifa sama-sama belajar bahwa jangan mudah menilai seseorang hanya dari luarnya saja, kenali terlebih dahulu sebelum menilai, karna yang tampak indah tak selalu indah, dan yang tampak buruk tak selalu buruk.
Wajah Ifa memang biasa saja, dia sosok laki-laki yang berkacamata tebal, memiliki raut muka yang polos, matanya agak sedikit teduh, kulitnya berwarna sawo matang. Pikirkan saja sendiri, apakah dia termasuk kedalam tujuh laki-laki paling tampan atau paling jelek se kampungnya.
Gue kenal sama Ifa saat menjelang detik-detik terakhir masa putih abu gue habis, saat itu angkatan gue sedang membuat video catatan akhir sekolah, yaa disitulah sebuah persahabatan gue dan Ifa bermula. Hari demi hari silih berganti dari senin ketemu senin, dari yang manis sampai yang pahit kita bersama, gue ngerasa uda kenal deket dan uda kenal lama sama sosok pria berkacamata tersebut. Gue ngerasa have fun aja setiap kali gue lagi bareng Ifa atau teman-temannya, gue bisa tertawa lepas dengan segala banyolannya yang konyol, apalagi kalo dia lagi ketawa, ketawanya emang alay banget berlaga ala sepengebop.
Karna kita sering bersama-sama, orang-orang sampai mengira bahwa kita memiliki hubungan yang lebih dari teman, yang biasa disebut “pacaran”. Ini yang gue nggak suka ketika gue bersahabat dengan cowok, penilaian orang pasti mengarah kesituh. Namun gue dan Ifa nanggepinnya biasa-biasa aja.
Tentunya dalam menjelang detik-detik terakhir kita disekolah, kita bikin sebuah moment yang nantinya akan menjadi sebuah kenangan dimasa putih abu, dari mulai makan bareng, ngumpul bareng, selfie bareng, jailin orang, jalan bareng, dan sebagainya. Semua itu bikin gue cukup menyenangkan diakhir-akhir masa putih abu gue, apalagi ketika kita dan segerombolan makhluk-makhluk ciptaan Tuhan paling sexsy jalan bareng kesebuah bukit yang sejuk, indah buat jadi tempat tongkrongan mengisi hari-hari akhir disekolah. Gue, Rifa, Tyo, Fadila, Ikbal, Dedi, Satoin, dan Agus. Dibukit itu kita pernah berbagi cerita, canda dan tawa semua have fun, dan gue masih teringat jelas bahagianya kita diatas bukit itu, kita seperti kembali dimasa anak kecil yang belum mengerti apa-apa, yang tak punya beban hidup atau masalah apapun, dan entahlah yang gue pikirkan sekarang apa mereka masih mengingatnya atau tidak.
Itu perjalanan gue dimasa putih abu, yang punya banyak berbagai cerita yang akan gue simpan dalam lembaran-lembaran diary dan memory gue. Selanjutnya gue ingin menceritakan ketika hari perpisahan sekolah telah tiba, cewek diwajibkan memakai kebaya, dan cowok memakai jas. Selesai dari salon gue dijemput sama Ifa, dijalan orang-orang pada ngeliatin kita, mungkin kita uda dikira penganten kabur, tapi gue si cuek-cuek aja sambil megangin sepatu high heels gue. Sampai disekolah Ifa jalan duluan Ifa ninggalin, gue uda pengen nangis aja, mana ribet pake kebaya, jalannya harus pelan, mana pake sepatu hak tinggi, secara gue belum biasa, terus gue uring-uringan nggak jelas, baru Ifa ngerti dan nungguin jalan.
Sudah puas dengan acara perpisahan disekolah, gue dan Ifa sekarang tinggal merencanakan masa depan ke jenjang berikutnya, mungkin pemikiran ini memang sudah dipikirkan jauh-jauh hari, sekarang tinggal bertindak, tanpa berfikir panjang lebar, setiap ada lowongan kerja kita selalu berani mencoba, apapun itu.
Tempat pertama yang kita tuju adalah Mall, kita pergi melamar pekerjaan disana sepulang dari acara perpisahan. Uda panas-panasan, cape-capean, akhirnya sampai lokasi juga, kita disuru nunggu lama, gue si uda nggak sabar aja pengen pulang pengen tidur, tapi dengan polosnya Ifa ngeluarin kata-kata bijak yang biasa aja, “Sabar Bel sabar segala sesuatu harus diiringi dengan kesabaran”.
Baru decch gue masuk buat interviu, ceritanya. Gue sama Ifa PD aja masuk, tau-tau itu yang bakal ngeinterviu sombongnya bikin gue naik darah. Pake marah-marahin si Ifa “Heh kamu-kamu ngapain disini, saya nggak butuh karyawan cowok, keluar-keluar”. Gue uda nggak tega aja ngeliat sahabat gue diusir-usir gituh aja, dan pas diinterviu gue jawabin aja dengan ala-ala gue yang jutek, terus dia bernada tinggi, gue jawabin aja “Saya mundur aja bu, buat ngelamar disini” Gue pamit pergi, uda gondok banget gue ma tuh orang sombongnya serasa dunia itu milik dia, Oh No!!!.
Gue nemuin Ifa, dia lumayan nunggu lama, gue ngeliat wajah Ifa nampak sedih dan kecewa, dan kadang disituh gue ngerasa sedih, dia juga marah-marah nggak jelas sambil bilang “Kalo tuh orang ada dikampung gue, bakal gue jepat tuh orang” Mungkin dia lapar gue ngerti, terus kita langsung nyari makan dan tiba-tiba keluar deh ni kata-kata bijak “Dewasa adalah ketika kita mampu bersikap lebih bijak dan tidak emosional dalam menghadapi suatu masalah”.
Dan hari-hari berikutnya gue mulai mencari kerja kembali, dapet info loker dari sekolah, dan guru gue yang bawa. Kita mencoba kembali, gue seneng soalnya kali ini gue nggak cuma berdua tapi se RT, ada in the geng juga. Gue, Ifa, Ayu, Dedeh, Ikbal, Sidik, Wawan, Gofur, semua temen-temen deket gue. Rame kita bakal mes bareng, uda kaya main aja. Disini suatu kebersamaan sangat terlihat, dari mulai saling membantu, saling menjaga, saling melindungi, saling membangunkan dikala jatuh, pokonya kompak bener. Ternyata kerja itu lebih melelahkan dari pada belajar, gue sampe tiap malem nangis disini kangen papa, kangen mama, maklumlah masih manja-__-.
Gue mikir mungkin seperti inilah rasanya kerja, tapi sosok ayah tak pernah mengeluh untuk terus bekerja dan mencari uang untuk menghidupi dan menafkahi anak istrinya, luar biasa mulia. Tiap hari bangun pagi sebelum matahari terbit, pulang kerja harus belajar sampai malam buat modal kita menarik konsumen, maklumlah kerja disebuah perusahaan CV, kadang gue mau nyerah, dari semua banyaknya siswa yang daftar disini, sekarang hanya beberapa orang yang bertahan, miris dari asal sekolah gue, ceweknya cuma gue sendiri yang bertahan, gue pengen mundur tapi Ifa nyemangatin terus, ya uda gue nyoba bertahan dan bertahan, disini lelah banget, karna tidur bagi kita termasuk barang langka.
Dalam heningnya malam, gue duduk berdua sama Ifa didepan tempat mes gue, gue nangis gue pengen pulang, disini lelahnya luar biasa, kurang tidur, panas-panasan terus, tidur harus berdesak-desakan, mandi ngantri, tempat mes bising dan kotor, gue nggak betah, gue uda pengen pulang. Ifa nyemangatin gue lagi, kita menatap bintang membicarakan mimpi, visi dan misi hidup. Gue, Ifa yakin meskipun impian gue atau Ifa setinggi bintang, gue yakin bahwa mimpi itu pasti akan tercapai. Terus berdoa, bekerja keras, berusaha dan berjuang.
Kita berusaha bertahan dan berjuang ditempat ini, tapi kenyataannya kita tidak menyukai tempat ini, dan kita berdiskusi bersama dengan yang lainnya, dan tujuan sudah mantap, ( Go....!!!! ). Kita juga yakin bahwa rezeki kita pasti bukan hanya ditempat ini saja, tempat ini akan menjadi pengalaman, pelajaran, yang akan menjadi pegangan kita dikala kita telah menjadi orang yang berhasil. Amin...
Setelah keluar dari tempat ini, kita melamar kerja ditempat lain mencoba melamar bekerja dimini market, gue keterima dan Ifa tidak, gue sedih dan gue nggak mau kalo nggak sama Ifa, mungkin pemikiran gue saat itu masih labil, masih sering ikut-ikut temen, masih kepikiran nantinya gue takut gak punya temen sekeren dan sekonyol Ifa, gue mundur dan Ifa bilang “Kamu jangan takut untuk melangkah sendiri, kamu baik dan ramah, pasti banyak yang ingin berteman dengan kamu, jangan hanya mengikuti orang lain, rezeki orang itu berbeda, Tuhan telah mengaturnya, mungkin rezekimu disini jangan fikirkan aku” dan gue nuruti permintaan Ifa, gue dan Ifa jalani kehidupan masing-masing, gue nunggu panggilan kerja dari mini market tersebut, dan pada akhirnya gue diajak guru gue buat kerja diusaha kecilnya, gue dikasih kepercayaan buat menjadi Adm disebuah toko elektro.
Gue dateng dan diinterviu, gue lolos dan masuk, saat gue interviu, dengan setianya Ifa nungguin gue, dia emang sahabat yang baik, gue nggak nyangka banget bakal sedeket ini. Gue uda keterima, gue sedih gue bakal berpisah jarak sama Ifa, Ifa bilang “Jangan takut, disana kamu akan bertemu dengan teman-teman yang lebih baik dari aku, bekerjalah dengan benar, masih bisa komunikasi, jadi jangan khawatir, berjuanglah untuk masa depanmu”. Gue senyum sambil bilang “Terus rencana loe mau kemana?” Ifa senyum sambil jawab “Mau kuliah diBandung” hati gue bener-bener pilu banget, jarak gue sama Ifa semakin jauh, gue takut sama yang udah-udah, ditinggal pergi kuliah sama seseorang terus gue dilupain gituh ajah, secara pasti disana bakal mengenal banyak teman, apa sieh gue, cuma cewek manja yang merepotkan.
Pas Ifa bilang gituh ke gue, gue pengen nangis, perjuangan kita, kebersamaan kita bakal dipisahkan oleh jarak. Ifa nyemangatin gue biar sama-sama berjuang meraih mimpi, gue senyum-senyum sambil bilang iya, iya,iya.
Itu perjalanan gue sama my best friend, dan gue juga gak tau uda keberapa kali gue gunta ganti tempat kerja, dan bertahan paling lama cuma sebulan, dan sekarang gue uda kerja di Perusahaan besar milik orang Taiwan, seenggaknya gue ngerasa lebih baik disini, gue ngerasa uda masuk zona nyaman, gue bersyukur Allah telah memberikan rezeki untuk gue, ya bersyukur uda jadi karyawan tetap, uda bisa kuliah pake uang sendiri, tiap bulan masih bisa berbagi rezeki buat orang tua, dapat teman-teman yang baik pula. Allah benar-benar baik, dan mendengar doa-doa gue, dan ternyata apa yang Ifa bilang selama ini kalau dia percaya bahwa gue bisa berdiri sendiri dan bisa berjalan sendiri tanpa orang lain ternyata benar-benar terbukti, bahwa gue mampu berdiri sendiri, berjalan sendiri, dan dapat mandiri.
Mudah-mudahan kelak nanti ketika gue uda jadi sarjana, gue dapat melangkah kejenjang yang lebih maju dan lebih baik, menciptakan lapangan kerja sendiri, mungkin.
Masa sulit adalah pondasiku, semua ini akan aku jadikan kekuatan dan pegangan agar tidak terhanyut oleh kesombongan duniawi.
Real success is determined by to factor. First is Faith, and second is action. ( Kesuksesan sejati ditentukan oleh dua faktor. Pertama dalah keyakinan dan kedua adalah tindakan ). Keep going and never quit! The champion is never quit. ( Terus maju dan jangan pernah berhenti! Sang juara tidak pernah berhenti ).
Jadi demikian adalah cerita yang ditulis tiga tahun yang lalu saat aku masih semester 1.
Dari dulu hingga sekarang aku masih tetap suka menulis. Jadi terus baca cerita demi ceritaku yah. Terimakasih untuk yang sudah mampir baca diblog Belinda.
Berikut adalah foto-foto kita dibeberapa tahun yang silam :D xD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar